Seorang
Senopati yang sangat dikagumi akan kesetiaannya serta kegigihannya dalam Perang
Puputan Payangan adalah Senopati/Patih Ida Sang Putu Jematang, Beliau adalah
seorang abdi dari Raja Badung yang
ditugaskan oleh Rajanya I Gusti Ngurah Pemecutan untuk mengabdi dikerajaan
Payangan karena Raja Badung sangat mengagumi serta menghormati Raja Payangan
saat itu.
Ida Sang
Putu Jematang berasal dari Banjar Jematang Badung tepatnya Jln Nusa Kambangan disebelah utara
Simpang Enam Denpasar saat ini.
Pada saat
perang Puputan Payangan Ida Sang Putu Jematang memimpin pasukan untuk
menghadang musuh yang datang dari arah Timur Laut disekitar Carik Mandi Ulapan
saat ini.
Ida Sang
Putu Jematang sangat ahli dalam peperangan dengan bersenjatakan Tombak
Pusakanya, Beliau dengan gagah berani menghadapi musuh yang begitu banyak namun
tekad beliau sudah bulat untuk tetap berjuang sampai tetes darah penghabisan
apalagi Beliau tahu kalau Rajanya turut juga turun tangan untuk berperang
dengan memimpin pasukan untuk menghadang musuh yang datang dari arah Utara disekitar
Girikusuma.
Karena musuh
begitu banyaknya Ida Sang Putu Jematang akhirnya dapat dipukul mundur sampai
disebelah SMP N 1 Payangan saat ini, Ditempat ini Ida Sang Putu jematang
dikepung oleh musuh dari berbagai penjuru
namun Beliau tetap melawan apalagi Beliau juga terkenal akan
kekebalannya terhadap segala senjata tajam dan saat sebelum Beliau terjun
kemedan Perang Beliau telah diberikan Sumpang Bunga Kamboja/Jepun oleh Rajanya
sebagai simbul Restu Raja.
Dengan kian
banyaknya musuh yang mengepung dari berbagai penjuru akhirnya Ida Sang Putu
Jematang mengalami kelelahan dan pada saat itu beliau dipukul dengan Lungan
Temuku sebagai penangkal Ilmu Kebal Sehingga akhirnya Beliau Gugur sebagai
Seorang Kesatria yang gagah berani hingga Pasukan musuhpun kagum akan
kesaktian,kesetiaan dan keberanian Beliau.
Untuk
mengenang gugurnya Ida Sang Putu Jematang maka Beliau dibuatkan Pelinggih agar
dapat disungsung oleh keturunan Beliau yang ada di Payangan dan Keturunan
Beliau di Banjar Jematang Badung, Pura ini diberi nama Pura Beteng yang
bermakna Beteng = Penuh yang mengandung arti bahwa Beliau berjuang dengan
sepenuh hati dan pantang menyerah .
Pura
Penataran Beteng terletak Diantara Pura Penataran Agung dan SMP N 1 Payangan
saat ini.
“ Begitu
dalamnya pelajaran yang bisa diambil dari kisah Puputan Payangan yang penuh
dengan pelajaran hidup yang dapat dipakai sebagai panutan bagi Generasi penerus
Payangan saat ini dan walaupun kini Payangan tidak lagi memiliki Raja bukan
berarti Kerajaan Payangan telah runtuh !? Raja Payangan saat ini adalah
kita-kita semua sebagai Generasi Penerus Payangan ,minimal bisa menjadi Raja
untuk diri sendiri dengan semangat yang sama seperti para Leluhur Pendahulu Kita
.”
Apakah Ida Sang Putu Jematang adalah Sentana dari Ida Gaduh Jematang????
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusIda Sang Putu Jematang.Jumatang merukan senopati yg sgt kuat dan tangguh dan bertanggung jwb akan tugas yg di emban,Ida Sang Putu Jematang mempunyai Putra di Jematang juga terdiri dr 3 laki2 dan 1 perempuan,Ida Sang Putu Jumatang merupakan Keturunan dr Ida Dalem Sawahan dr Banjar Sawah Pedungan(dalem Klungkung)yg di besarkan oleh Ida Tangkas,dan putu Beliau di ajak di jematang oleh Ida Begawan Gaduh Jumatang,dan di nikahkan sama istri dalem dr Tanah Jawi,dr hasil perkawinan inilah Sang Putu Jumatang/Jematang Lahir sebagai Perwira Kesatria yg amat sakti dan disegani di Badung,Payangan sampai Tanah Blambangan,Putra Ida Sang Putu Jematang yg no dua menjadi Kepala Pasukan Sikep Badung bernama Ida Jro Gede Kade Dunia,dan sampai skrng keturunannya masih ada yg mempunyai sifat pejuang dan kesatria seperti leluhur2 terdahulu,dan sukses mendirikan Candi Purwo dan membuka alas Purwo di Blambangan.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus