Om Suastiastu

" Om Suastiastu "

Kepada Para pembaca dan pengunjung Blog,tulisan dalam Blog ini hanya merupakan salah bentuk Dedikasi saya sebagai Masyarakat yang lahir di Payangan untuk berbagi Info sebatas pengetahuan yang saya ketahui tentang Payangan dan sebagian besar adalah cerita - cerita Penglingsir-penglingsir, yang tidak bijak rasanya bila pengetahuan ini hanya saya simpan dan ketahui seorang diri dan saya harapkan tulisan ini dapat bermanfaat namun apabila ada kekurangan dari isi tulisan dalam Blog ini saya mohon maaf yang sebesar - besarnya itu semata- mata adalah keterbatasan saya .

Om Shanti Shanti Shanti Om

Rabu, 14 September 2011

Asal - usul Nama Payangan



Ceritanya berawal dari perjalanan Spiritual Seorang Maha Rsi Waisnawa dari Tanah Hindia yang sudah menetap dikaki Gunung Dieng dipulau Jawa.
Beliau adalah Penyebar ajaran Hindu dari Negeri Hindia sampai ditanah Jawa, Beliau bernama Maha Rsi Markandya.
Diceritakan pada suatu hari Maha Rsi Markandya melakukan perjalanan Spiritual yang diiringi para pengikut beliau yang disebut orang-orang Aga Beliau berencana melakukan perjalanan Spiritual dari Kaki Gunung Dieng menuju Tanah Bali.
Perjalanan Beliau sampai ke Bali menyeberangi Pantai Selatan dan di Bali Beliau melakukan perjalanan dengan mengikuti aliaran Sungai Wos hingga akhirnya Rombongan sampai di Percabangan sungai Wos ( Campuhan) yang kini tempat ini dikenal dengan Pura Gunung Lebah Campuhan Ubud.
Setelah berhenti sekian lama maka kembali Beliau dari Campuhan melanjutkan perjalanan mengikuti aliran Sungai sebelah barat menuju arah Utara dan sampailah disuatu tempat yang Beliau yakini Bagus untuk tempat beryoga untuk mohon petunjuk dari Dewata maka tempat tersebut kini dikenal dengan nama Pura Puncak Payogan, disini Beliau mengadakan Yoga Semadi dan akhirnya beliau mendapatkan petunjuk dari Para Dewata agar Beliau berjalan kembali kearah Utara menuju tempat yang merupakan pusat tengah pulau Bali, dan tempat disekitar Beliau mengadakan Peyogan disebut dengan Kedewatan Yang bermakna rasa syukur beliau kepada para Dewata yang telah memberikan Beliau petunjuk.
Setelah mendapatkan petunjuk dari Para Dewata maka kembali Maha Rsi Markandya melanjutkan perjalanan mengikuti petunjuk yang diperoleh menuju Kearah Utara maka sampailah beliau disuatu tempat yang menurut petunjuk dewata merupakan Pusat Tengah Pulau Bali maka ditempat ini kembali Beliau mengamat-ngamati dan memastikan bahwa tempat itu adalah tempat yang sesuai dengan petunjuk yang Beliau peroleh dari Para Dewata dan tempat itu setelah diyakinin sudah benar menurut petunjuk maka, beliau ditempat tersebut menancapkan tanda sebagai simbul pusat tengah Pulau Bali dan Sekarang daerah tersebut disebut Pengaji yang diambil dari saat beliau mengadakan Pengajian (Penelitian) untuk memastikan tempatnya sudah sesuai dengan petunjuk Dewata Dan tempat tersebut digunakan Oleh beliau Sebagai Pesraman serta tempat Beliau memberikan pelajaran/ pengajian kepada para pengikutnya dan akhirnya nantinya didirikan tempat suci/Pura Yang diberi nama Murwa Bhumi ( Pura Ibu Pertiwi atau Pusatnya Bumi).
Namun Pura Murwa Bhumi bukan tempat suci Pertama yang Beliau Dirikan karena sebelum didirikan Pura tempat tersebut digunakan sebagai Pesraman Beliau Sedangkan Pura Pertama yang Beliau Dirikan yaitu Pura Prahyangan Desa/Pura Desa yang berupa Bale Agung dan disekitar Pura, Beliau mendirikan pemukiman bagi pengikutnya yang kini dikenal dengan Banjar Payangan Desa.
Dipura Bale Agung adalah tempat dimana pada Jaman Beliau Dulu digunakan sebagai Tempat Beliau menjalankan Ritual Agama Dan tempat Rapat bagi para pengikut Beliau ( Orang –Orang Aga).
Disiniah berawal Asal-usul Nama Payangan yang Dulu disebut dengan Prahyangan / Tempat berkumpulnya para Dewata Beristana sebagai tempat Suci yang kemudian dengan perkembangan Jaman Ejaan Prahyangan berganti dengan Payangan.
 “ S’moga dengan sedikit sejarah Asal-usul Nama Payangan dapat memberi Inspirasi bagi kita semua agar senantiasa menjaga prilaku kita sebagai Warga masyarakat Payangan untuk tetap menjaga kesucian Payangan karena Payangan sama artinya dengan tempat Suci Stana Para Dewata.
Walaupun saat ini jarang Payangan dimuat dalam sejarah tempat-tempat Suci di Bali namun kita sebagai masyarakat Payangan musti senantiasa menghormati warisan Leluhur dan menjaganya dengan baik dan yakinlah bahwa suatu saat nanti Payangan akan kembali dikenal orang sebagai Pusat Tengah Bali dan salah satu tempat Suci bersejarah bagi Masyarakat Bali Astungkara”.