Om Suastiastu

" Om Suastiastu "

Kepada Para pembaca dan pengunjung Blog,tulisan dalam Blog ini hanya merupakan salah bentuk Dedikasi saya sebagai Masyarakat yang lahir di Payangan untuk berbagi Info sebatas pengetahuan yang saya ketahui tentang Payangan dan sebagian besar adalah cerita - cerita Penglingsir-penglingsir, yang tidak bijak rasanya bila pengetahuan ini hanya saya simpan dan ketahui seorang diri dan saya harapkan tulisan ini dapat bermanfaat namun apabila ada kekurangan dari isi tulisan dalam Blog ini saya mohon maaf yang sebesar - besarnya itu semata- mata adalah keterbatasan saya .

Om Shanti Shanti Shanti Om

Rabu, 30 Maret 2011

MENGENANG DETIK-DETIK TRAGEDI DIKERAJAAN PAYANGAN "PERANG PUPUTAN PAYANGAN"


Dikisahkan bahwa setelah Raja Payangan III  Ida Cokorde Putu Melinggih ( Bergelar : Ida Dewa Agung Rangki ) wafat maka kekuasaan Beliau digantikan oleh Putranya Ida Cokorde Gede Oka yang setelah diangkat menjadi Raja Payangan IV bergelar " Ida Dewa agung Gede Agung Gede Oka.

Raja Payangan IV memiliki saudara laki-laki yang  juga diangkat sebagai Prabu Anom ( Raja Muda) yang bergelar " Ida Dewa Agung Rai
kedua saudara ini sama-sama memimpin kerajaan Payangan laksana" Baladewa dan Kreshna pada kisah Mahabratta.


Dalam kepemimpinan Raja Payangan IV Kerajaan Payangan dibagi atas dua bagian atau sistem kemancaan yaitu :
  Manca Puri Kelodan
        Dibawah Pimpinam " Anak Agung Gede Ancak 
        bertugas memimpin wilayah Payangan dari 
        sebelah selatan Puri sampai daerah perbatasan
        Campuhan Ubud.
  Manca Puri Kawan                                     
        Dibawah Pimpinan " Anak Agung Geria
        bertugas memimpin wilayah Payangan dari
        sebelah utara Puri sampai perbatasan wilayah
        Pura Alas Angker.


Untuk menjalin hubungan dengan kerajaan lain Raja Payangan IV melalukan hubungan  melalui jalan tali pernikahan diantaranya : Raja menyunting Putri Raja Bangli Sebagai pemaisuri sehingga hubungan antara kedua kerajaan semakin erat.


Keturunan Raja Payangan IV dari dari hasil penikahan Beliau
   Istri dari Putri Raja Bangli Ida Dewa Ayu Den Bencingah menurunkan :  Ida Dewa Agung Mayun Dan Ida Dewa Ayu Istri Muter.
  Istri dari Banjar Badung yang diberi nama setelah menikah Jro Tanjung  menurunkan Putra yang bernama Cokorde Rai Tanjung.
  Istri dari Banjar Susut yang diberi nama setelah menikah Jro Gadung menurunkan Putra yang bernama Cokorde Made Gadung.

Pertemuan antar Raja-Raja di Bali yang pernah dihadiri Raja Payangan IV
Pertemuan "Sapta Negara " pada tahun 1832 pertemuan yang diadakan dipuri klungkung yang menghasilkan kesepakatan :
"Mengakui kerajaan Klungkung sebagai  pusat kerajaan Bali dan Rajanya dinobatkan sebagai Maharaja Bali "
Raja-Raja Yang menghadiri pertemuan ini :
      Raja Klungkung Ida dewa Agung Dimade
      Raja Karangasem I Gst Ngh Made Karangasem
      Raja Buleleng I Gst Agung Panji Sakti
      Raja Gianyar I Dewa Manggis
      Raja Payangan Ida Dewa Agung Gd agung Gd Oka
      Raja Mengwi I Gst Agung Made Agung
      Raja Bangli I Dewa Gede Tangkeban
















                                 Foto-foto Raja-raja di Bali

6 komentar:

  1. Like this .. terus berkarya .. slm knal bli

    BalasHapus
  2. ini foto pertemuan 8 raja raja di seluruh Bali tahun 1938 yang disebut Asta Prabhu dan kemudian diangkat menjadi Regent (Bupati). bukan Foto pertemuan Sapta Prabhu.

    BalasHapus
  3. yang jelas raja payangan tidak ikut dalam pertemuan Asta Prabhu tahun 1938. Hanya raja raja yang akan menjadi Regent(Bupati) yang ikut dalam pertemuan itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. osa, yang raja bangli punika yang mana ngih?

      Hapus
  4. bagus bli, tapi judulnya kurang meewakili dari isinya. lanjutkan...

    BalasHapus